Kamis, 10 Maret 2011

Asam Urat



Gout arthritis (batu asam urat) merupakan suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat, sehingga kristal asam urat yang berlebihan akan menumpuk di dalam jaringan tubuh terutama di persendian. Asam urat merupakan zat sisa yang dibentuk oleh tubuh pada saat regenerasi sel (Tatiratu 2009).
Klasifikasi
Artritis adalah salah satu penyakit reumatologi nyeri somatic dan kekakuan pada sendi yang dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, genetik, factor lingkungan, dan gaya hidup. Artritis seringkali dikenal dengan peradangan atau inflamasi di persendian.
Gout arthritis terdiri dari dua jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout primer adalah gout yang disebabkan adanya kelainan genetik maupun kelainan bawaan lain yang menyebabkan peningkatan produksi asam urat atau penurunan kemampuan ekskresi asam urat, sedangkan gout sekunder adalah gout hasil akibat dari proses penyakit lain atau akibat pengobatan tertentu. Contohnya, obat diuretik tiazid dapat menyebabkan hiperurikemia (suatu keadaan kadar asam urat di dalam darah meningkat melebihi nilai normal) dengan penurunan ekskresi asam urat (Tatiratu 2009).
Etiologi
Umumnya, penyakit asam urat dapat disebabkan oleh penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12), obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi, dan diabetes. Khusus, pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi (Jingga 2008) .
Patofisiologi

Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Cepat menghilang dan penderita menduga kakinya keseleo sehingga tidak menduga terkena penyakit gout sehingga tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. Penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan hasil urutan/pijatan.
Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronil bertofus. tahap ini terjadi bila penderita sakit telah menderita selama 10 tahun atau lebih. penderita akan memiliki benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang sekitarnya (Hartono 2006).
Gejala
Gejala awal dari artritis gout adalah panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi yang tipikal dan tiba-tiba. Persendian yang sering terkena adalah persendian kecil pada basis dari ibu jari kaki. Beberapa sendi lain yang dapat terkena ialah pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari tangan, dan siku. Umumnya, persendian akan mengalami kesemutan, linu, dan nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. Seiring berjalannya waktu serangan gout artritis akan timbul lebih sering dan lebih lama. Pasien dengan gout meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Kristal-kristal asam urat dapat membentuk tophi (benjolan keras tidak nyeri di sekitar sendi) di luar persendian. Tophi sering ditemukan di sekitar jari tangan, di ujung siku dan sekitar ibu jari kaki, selain itu dapat ditemukan juga pada daun telinga, tendon achiles (daerah belakang pergelangan kaki) dan pita suara (sangat jarang terjadi) (Jingga 2008).
Pengaturan Diet
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:
Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng.
Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung.
Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan.
Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta disarankan untuk banyak minum air putih (Almatsier 2006).
Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit asam urat yaitu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar